Rabu, 10 Juni 2009

Bangun Akhi? Tunjukan Kembali Taringmu

Langkahmu kini tak setegap dan setenang dulu Akhi, raut mukamu nampak muram tak bercahaya seperti dulu, kini nampak nafsu mendominasi setiap langkahmu ketimbang pikiran jernih yang dulu aku banggakan. dan itu menjadi salah satu ciri khas terhebatmu Akhi. Kemanakah militansi yang dulu kau jadikan genderang perang jihadmu akhi?, lupakah kau dengan statemen yang kau keluarkan dulu,
“ Jangan jadi reaksiner yang hanya kaget melihat perubahan, namun jadilah salah satu unsur dari perubah”.

Aku masih ingat saat kau keluarkan ultimatum tersebut, otot- otot lehermu nampak ikut andil menggambarkan semangat mujadid. Matamu merah menyala penuh api kesungguhan dan tanganmu yang kokoh nan berotot itu kau ayunkan keatas diiringi pekikan takbir Ilahi Allahhu Akbar!!!.

Dan sekarang dimanakah kau akhi?.
Bukankah kita sepakat untuk merubah dunia menurut konsep Allah?, mengatakan hitam adalah hitam, putih adalah putih, dan menjadikan Qur’an hadist jalan hidup kita. Kendatipun ku biarkan kau tenggelam dalam lautan Hedonis!, aku tetap di bikin pusing !, karna kau adalah aku dan aku adalah kau, jika kau paham dengan itu Akhi?.
“ Belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.
Tanganmu tanganku, kakimu kakiku, matamu mataku, telingamu telingaku, mulutmu mulutku, hidungmu hidungku juga sebaliknya. Maka itu, tak kuridhoi gemerlap Dunia menyentuh ragaku walaupun pun itu bukan milikku dan bukan pula tubuhku !.

Kembalilah kau akhi?.
Aku salut melihat ghiroh mu yang dulu saudaraku, aku kangen pada saat- saat kita menghabiskan setengah malam untuk bertaqkhorob kepada Allah seperti dulu saudaraku, aku rindu dengan untaian - untaian ayat suci al qur’an yang senantiasa keluar dari kedua bibirmu saudaraku, aku sedih, muak dan benci dengan apa yang ada di sekelilingmu sekarang saudaraku!, tak cemburukah kau melihat aku begitu asiknya uncang-uncang kaki di surga bersama empat puluh Bidadari, sedang kau berteriak -teriak minta ampun dengan dikelilingi oleh api neraka yang membakar sekujur tubuhmu dari kaki hingga ubun-ubunmu.
Seandainya mulut ini kering, seandainya tangan ini buntung aku akan tetap mengajakmu, tetap memelukmu biar itu sampai seribu tahun lagi, karna kau adalah aku dan aku adalah kau.........!

kudedikasikan buat kawan-kawanku seperjuangan dulu
Jagakarsasa jaksel menjelang pemilu Juli 2004

0 komentar:

 
klik di sini dunk